Baca Juga: 50 Anggota DPRD Kabupaten Subang Siap Dilantik, Wajah Baru Dominasi
"Calon pemimpin harus siap track record-nya dikuliti. Ini penting agar masyarakat tahu siapa yang benar-benar berjuang demi kepentingan mereka," tutur Fauzan.
Majalengka di Pusaran Internasionalisasi
Prof. Fauzan juga menyoroti potensi besar Majalengka untuk berkembang pesat berkat kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dan kedekatannya dengan Pelabuhan Patimban di Subang. Menurutnya, Majalengka memiliki peluang besar untuk go international, dengan syarat pemimpin daerah harus memiliki visi internasional yang kuat. Dengan potensi ini, Majalengka dapat berkembang lebih cepat, dan harga barang-barang bisa lebih murah karena akses yang lebih mudah dan cepat.
Namun, jika pemimpin yang terpilih tidak memiliki visi yang jelas dan hanya menikmati kekuasaan tanpa berupaya mendorong perubahan, maka Majalengka akan tetap stagnan. Potensi besar yang dimiliki daerah ini bisa saja terabaikan, dan masyarakat tidak akan merasakan manfaat yang maksimal dari infrastruktur yang sudah ada.
"Majalengka sekarang punya peluang besar untuk go international, asal pemimpinnya punya visi internasionalisasi. Ini bisa membawa kemajuan pesat dan harga barang-barang lebih murah karena akses yang cepat," tegasnya.
Dinamika Pilkada Pasca Putusan MK
Terkait dengan dampak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pencalonan, Prof. Fauzan menyebut bahwa Pilkada tahun ini tidak seramai yang diperkirakan karena ada kecenderungan partai politik mengambil posisi aman dengan bergabung ke partai pemenang.
Baca Juga: Kapolres Cirebon Kota Gelar Pertemuan Silaturahmi Bersama DMI Centre At-Taqwa
"Setelah putusan MK, banyak parpol yang lebih memilih bergabung dengan pemenang daripada mengusung calon sendiri. Akibatnya, dinamika Pilkada tidak lagi menunjukkan kompetisi yang seimbang," jelasnya.