Bangun PSEL di Bandung, Pemerintah Teken Kerja Sama dengan Jepang

- 28 Juni 2024, 17:52 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. /

 

PR SUBANG - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri penandatanganan MoU antara pemerintah provinsi jawa barat (Pemprov Jabar) dengan PT. Jabar Environment Solutin (JES) Jepang di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 Juni 2024.

Diketahui perjanjian ini merupakan kerja sama dalam rangka merealisasikan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi Listrik (PSEL) di Legok Nangka, Jawa Barat.

“Ini merupakan hari yang sangat penting untuk Jawa Barat khususnya Bandung. Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani hari ini merupakan momentum dari upaya panjang sejak tahun 2019. Saya berharap, setelah ini proses pembangunan fisik dapat dipercepat,” kata Menko Luhut di lokasi.

Baca Juga: OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Perempuan Lewat Program BUNDAKU

Menko Luhut memaparkan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Senior Advisor to Minister of Enviroment Japan Ono Hiroshi yang turut hadir di lokasi bahwa pembangunan diharapkan selesai dengan jangka waktu maksimal 3 tahun.

“Tadi saya sudah minta Mr Hiroshi kalau bisa PSEL ini selesai 2 tahun saja, tapi kalau tidak bisa ya maksimal 3 tahun. Karena ini merupakan hal penting di Bandung. Mr. Hiroshi, kami sangat senang dengan bantuan anda,” ujarnya.

Teknologi PSEL Legok Nangka ini, lanjut Menko Luhut, ditargetkan dapat mengolah sampah sekitar 2.000 ton per hari dan dikonversi menjadi Listrik sebesar 40 MWatt. Upaya ini juga akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan index kualitas air Sungai Citarum. “Presiden akan resmikan project ini pada Agustus, kita lagi cari waktunya,” jelasnya.

Baca Juga: BPD Kabupaten Subang Segera Dikukuhkan untuk Masa Jabatan Tambahan Dua Tahun

Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini di berbagai negara seperti Jepang dan Tiongkok, biaya investasi (capex) dan operasionalnya (opex) untu teknologi insinerator PSEL juga sudah tidak
terlalu mahal lagi. Hanya diperlukan komitmen dan kemauan pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini.

“Saya mendorong agar pemerintah daerah lainnya juga dapat mengikuti langkah Pemprov Jawa Barat dalam percepatan penanganan sampah dalam kapasitas yang besar untuk menyelesaikan kondisi darurat persampahan yang saat ini telah terjadi di hampir semua kota-kota besar di Indonesia,” jelas Menko Luhut.

“Saya juga dengan tulus mengapresiasi dan berterima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup Jepang dan JICA atas segala dukungannya terhadap proyek waste to energy ini di Jawa Barat. Kami menantikan untuk memperluas kolaborasi ini di wilayah atau kota lainnya,” pungkas Menko Luhut.

Baca Juga: Kejari Banda Aceh Tahan 3 Tersangka Korupsi Lahan Zikir Nurul Arafah Islamic Center Rp1 M

Menambahkan Menko Luhut, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengungkapkan bahwa Legok Nangka ini diinisiasi sejak 2002. “Ini setelah 22 tahun kemudian baru ada perjanjian kerja sama. Saya yakin dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, Legok Nangka ini akan menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah di Jawa Barat," ujar Pj Gubernur Bey.

Sementara itu, Senior Advisor to Minister of Enviroment Japan Ono Hiroshi merespon positif adanya perjanjian kerja sama ini. “Saya ingin mengucapkan selamat atas penandatanganan project ini. Pemerintah Jepang sangat support mengenai project ini dan ini merupakan project yang penting juga buat kami. Jepang juga selalu mendukung penanganan sampah lainnya di Jabar,” pungkasnya. ***

Editor: Charles Yohanes


Tags

Terkait

Terkini